Selasa, 30 November 2010

Tugas B.Indonesia

TO THE SKY

“Lori…..bangun udah jam berapa ini??nanti kamu telat” jerit ibuku dari lantai bawah untuk membangunkan ku. Mata ku terasa berat untuk dibuka, rasanya aku masih ingin terlelap dalam mimpi. Dengan setengah hati aku bergegas dari tempat tidurku dan mempersiapkan diri untuk menjalani rutinitas sebagai mahasiswa. Belakangan ini aku merasa ada yang berubah pada tubuhku. Setiap kali aku bercermin aku melihat tubuhku semakin bertambah besar terutama bagian punggungku. Aku terlihat seperti orang yang mengidap penyakit bungkuk yang biasa menyerang para manula,padahal aku masih terbilang muda untuk mengidap penyakit semcam itu. “Dug…..Dug….Dug…., hey apa kau sudah bosan kuliah?”teriakan ibuku sambil menggedor pintu kamar membuatku tersadar dari lamunan.”iya bu…ini mau berangkat”.jawab ku.
Bencinya diriku dengan hari senin, karena pada hari ini lah semua kekcauan dimulai. Termasuk kacaunya ibukota yang sudah penuh dengan polusi asap kendaraan meskipun masih pagi dan sulitnya mendapat tempat duduk yang nyaman di dalam bus kota. Beruntung yang menciptakan paru paru ku adalah Tuhan, sehingga aku masih tetap bisa bernafas di tempat yang begitu sesak dengan beragam jenis manusia. Aku pikir mungkin sopir dan kondektur bus kota yang aku naiki tidak pernah belajar fisika tentang teori aksi-reaksi. Karena mereka terus menaikan penumpang ke dalam bus kota meskipun bus sudah miring ke kiri. Tentu saja ini mengundang reaksi keras dari para penumpang di dalam. “Woy pir….lo pikir kita kambing apa???udah penuh nih”teriak salah seorang penumpang.” Mau naik haji kali nih sopir” tambah penumpang lain.
Setengah jam berlalu dan aku pun tiba di kampus.”Lori…”. ada suara yang sangat ku kenal memanggil namaku. Suara lembut yang selalu membuatku terdiam untuk sejenak. Sarah, dialah salah satu factor yang membuatku bersemangat untuk kuliah. “Tunggu,bareng dong ke kelas”. “ku pikir kamu udah masuk duluan” jawab ku. Tanpa ragu di menarik tangan ku dan kita menuju kelas bersama. Sudah setahun belakangan ini aku dan Sarah menjalin hubungan. Gadis ini ku kenal sejak tahun pertama masuk kuliah, sebelumnya aku tidak pernah menyangka kalau kita akan berpacaran karena dia merupakan gadis yang cukup popular di kampus dan sangat cantik menurutku. Sehingga aku berpikir tidak mungkin bagi mahasiswa biasa seperti ku untuk dapat bersamanya. Tapi Tuhan berkata lain, kami di tempatkan di kelas yang sama sehingga aku memiliki sedikit kesempatan untuk mendekatinya dibanding para pesaing lain yang berupaya sama seperti ku.
Sepulang kuliah aku tidak langsung pulang, Sarah selalu mengajakku pergi bersama untuk sekedar mengobrol ataupun melepaskan rindu. “aku kok ngerasa kaya ada yang berubah yah dari kamu?”ungkap sarah dengan heran. “berubah??apa?”jawabku. “kayanya badan kamu jadi agak lebih besar deh”. Sarah pasti melihat punggungku yang sekarang semakin membesar, aku tidak tahu harus jawab apa karena memang aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. “ perasaan kamu aja kok, dari kemarin juga badan ku tetep kaya gini”, jawabku. Aku mulai penasaran dengan apa yang terjadi pada tubuhku. Semakin hari tubuhku semakin terasa aneh dan di balik punggung ku seperti ada sesuatu yang bergerak. Aku putuskan untuk memeriksakannya ke dokter.
“ dari hasil pemeriksaan yang ada menunjukkan bahwa daya tahan kamu semakin meningkat ini pertanda baik karena kamu memliki ketahanan tubuh yang sangat baik yang jarang dimiliki oleh orang lain jangan khawatir semuanya akan baik baik saja” ungkap dokter yang memriksa tubuhku. “tapi dok saya merasa aneh dengan punggun saya?” Tanya ku. “ya, saya mengerti. Inilah hal yang ingin saya sampaikan pada mu, jadi berdasarkan hasil rontgen saya menemukan ini..”jawab dokter sambil menunjukkan hasil rontgen tersebut pada ku. “ apa ini dok?”. “saya menemukan sepasang daging tumbuh dibalik punggung kamu, mereka bergerak dan hidup. Apakah kamu pernah merasakan sesuatu bergerak di punggun mu?”. “ ya dok, belakangan ini saya sering sekali merasakan hal seperti itu dan itu sakit dok”. “ ya saya mengerti, menurut prediksi saya sepertinya daging dibalik punggungmu akan semakin membesar”. Aku benar benar terkejut mendengar penjelasan yang baru saja di katakan dokter “ maksud dokter daging tumbuh ini tumor?” Tanya ku dengan penasaran. “saya belum dapat memastikannya, namun yang pasti daging tumbuh tersebut akan semakin membesar. Saya belum pernah menemukan kasus seperti ini sebelumnya jadi saya tidak bisa berspekulasi labih jauh mengenai ini. kamu kabarkan saya lagi saja jika ada hal baru mengenai punggunmu” jawab dokter yang tidak memuaskan rasa penasaranku.
Sepanjang jalan pulang aku terus memikirkan tentang apa yang baru saja aku dengar. Aku terus bertanya dalam hati sebenarnya apa yang terjadi dan apa yang akan menimpa ku?. Aku benar benar penasaran dengan ini.

“kamu pendiem banget hari ini,lagi ada masalah ya? Cerita ke aku”, Tanya Sarah kepadaku. “ga ada apa apa kok, aku Cuma lagi ga enak badan aja” jawabku untuk menenangkan Sarah. “ ri, semalem aku mimpi tentang kita lho”. “mimpi apa?”Tanya ku heran. “ aku mimpi kamu ngajak aku terbang terus kita pergi ke tempat tempat yang indah. Aku bisa ngeliat betapa indahnya Dunia dari atas, dan aku ga sedikit pun ngerasa takut meski kita terbang tinggi karena kamu megang erat aku sambil terus mengepakkan sayap kamu. Seandainya itu bisa terjadi, tapi ku tahu itu ga mungkin Karena kita Cuma manusia biasa yang ga punya sayap”. Perkataan Sarah membuatku termenung untuk sesaat. Kata kata sederhana itu terus bergantung di kepalaku sebuah mimpi yang mustahil karena kita memang hanya manusia biasa.

Malam ini aku merasa tubuhku bagai terbakar, tubuh ku panas sekali dan daging tumbuh di punggungku terus bergerak dan menyiksa ku dengan rasa sakitnya. Aku terus mengerang kesakitan seakan akan daging di punggung ku akan keluar. Belum pernah kurasakan sakit yang sungguh menyiksa seperti ini. Setelah cukup lama bertarung dengan rasa sakit akhirnya darah dari balik punggung ku mengalir keluar dan daging yang selama ini bersembunyi pun ikut keluar bersama derasnya darah. Mereka merobek kulit punggung ku dan rasanya bagaikan di sayat belati. Tubuhku terkulai lemas dan aku pun tak sadarkan diri.
keesokan hari ketika aku sadar kulihat darah sudah megering di lantai kamarku. Ku hadapkan tubuhku ke cermin dan betapa kagetnya diriku saat ku lihat punggungku di cermin, sepasang sayap kecil menempel dan bergerak di punggunku. Aku merasa seperti mimpi dan masih belum percaya dengan apa yang ku lihat. Sepasang sayap kecil berwarna putih menempel dan terus bergerak di punggungku sekarang. Tidak mungkin aku keluar dengan keadaan seperti ini, akhirnya ku ku balut sayap ku dengan kain agar tidak terlihat oleh orang orang. Hal ini membuatku aneh dan aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Hal aneh lain yang aku rasakan setelah memiliki sayap adalah aku bisa memahami apa yang dikatakan burung. Seperti pagi ini saat aku hendak pergi ke kampus, burung merpati di atap rumahku mengatakan “ akhirnya keluar juga sayap mu setelah sekian lama”, dia berkata seperti itu dan langsung pergi. Di perjalanan aku merasa kawanan burung mengikuti ku dan mereka mengatakan “ Selamat Lori” ada juga yang mengatakan “ selamat datang dan bergabung bersama kami Lori”. Aku merasa aneh dengan perubahan baru ini. aku penasaran untuk bertanya pada kawanan burung tersebut, kemudian ada satu burung yang mendekati ku di berkata “ kau pasti heran dengan semua ini Lori?”. “ tentu saja, bisa kau jelaskan sebenarnya apa yang terjadi pada diriku?”. Semuanya bermula kita nenek moyang kita terdahulu menjalin hubungan baik . Keturunan mu merawat burung yang merupakan nenek moyang ku dengan sangat tulus dan ikhlas, sampai pada suatu saat keturunan mu terdahulu mengatakan “semoga saja aku memiliki keturunan yang baik dan bisa terbang supaya dia bisa melihat indahnya dunia dari ketinggian seperti mu dan bisa membawa kebaikan juga bagi orang banyak”. Dan kau lah keturunan yang terpilih itu, jangan takut lama lama kau akan terbiasa dengan hal ini aku dan kawanan burung yang lain aka menjadi teman teman mu yang setia.

Semakin hari sayap di punggung ku semakin besar, dan aku tidak tahu apa reaksi orang orang dekat ku jika tahu aku adalah manusia bersayap. Terutama Sarah, apakah dia akan tetap bersamaku jika mengetahui hal ini?. Malam ini Sarah dan aku pergi keluar, layaknya anak muda yang lain. Kami pergi nonton,makan dan jalan jalan.
“ Sarah, apakah perasaan mu kepadaku masih sama seperti satu tahun yang lalu?”,Tanya ku kepada Sarah. “kenapa tiba tiba kamu nanya kaya gitu?, aku tetap sayang kamu dari dulu sampai sekarang”. Jawaban Sarah belum sepenuhnya membuatku lega karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi padaku.

Dengan semakin besarnya sayapku sekarang setiap ada orang yang membutuhkan pertolongan ku maka sayapku akan bergerak dan membawa ku ke tempat orang yang membutuhkan pertolongan itu. Pagi ini aku menolong seorang anak kecil yang terperangkap kebakaran di sebuah apartemen. Di satu sisi aku merasa senang dapat membantu orang lain di sisi lain aku merasa aneh dengan tatapan orang orang yang menatapku. Di saat aku menyelamatkan anak kecil tersebut ternyata Sarah melihatku dan aku tidak bisa berbuat apa apa ketika Sarah memanggil nama ku “Lori…” aku benar benar tidak bisa berkata apapun. “ apa yang terjadi padamu?” Tanya Sarah dengan penuh keheranan. “Sarah, sekarang kau tahu siapa aku sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini kepadamu karena aku takut kau akan meninggalkan ku. Sekarang semuanya kiserahkan padamu mungkin ini akan menjadi akhir dari kisah kita” ungkapku kepadanya. Kulihat mata Sarah berbinar, tak pernah kulihat matanya berbinar dan berkaca kaca seperti ini sebelumnya. Aku sudah pasrah dengan apapun yang akan dia katakan. “ aku tidak akan pernah berubah, rasa ku masih tetap sama kepadamu sejak pertama kali kau katakana cinta padaku hingga detik ini. aku tidak akan berubah Lori aku akan tetap mencintai mu dengan atau tanpa sayap di punggun mu. Ungkap Sarah dengan begitu lembut dan membuat hatiku bergetar. Dia memegang erat tanganku dan memelukku. “ maukah kau mengajakku terbang dan melihat indahnya Dunia ini dari ketinggian?” pinta sarah padaku. Aku pun langsung mengajak Sarah terbang dan mewujudkan keinginannya selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar